Buku-Buku Terbaru

Januari 03, 2025

Hernani

Inilah lakon pertama Victor Hugo yang terbit dalam bahasa Indonesia. Lakon yang merupakan tonggak sastra dan teater romantisisme di Prancis ini bercerita tentang Hernani, bangsawan yang menyamar sebagai bandit yang memberontak untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Namun, seperti Romeo, ia juga seorang pecinta
Oktober 09, 2024

Ekosistem Teater Indonesia, Jilid I

Ditulis oleh para narasumber dalam forum diskusi Teaterisu yang diinisiasi oleh Penastri, buku ini membahas ekosistem teater di 19 provinsi: Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta,
Juli 07, 2024

Lengger Agamaku

Otniel Tasman menulis buku ini sebagai autobiografi sekaligus manifesto bagi tubuhnya: tubuh-lengger. Bukan sekadar tarian, bagi Otniel, lengger yang menghidupi dan dihidupi tubuhnya adalah agama: keyakinan dan jalan hidup. Dalam mendedah tubuhnya, Otniel menyingkap sejarah tubuh sejak masa kanak-kanak, pertemuan pertama dengan panggung,
April 04, 2024

Ringsek

Dalam dunia teater kontemporer di Bali—bahkan Indonesia—Nanoq da Kansas bukan sekadar seniman, melainkan juga seorang pejuang teater. Bersama Teater Kene pada dekade 1980-an, serta Bali Eksperimental Teater (BET) sejak dekade 1990-an, Nanoq menggerakkan estetika teaternya yang cukup unik dari Jembrana, sebuah kabupaten di
Desember 07, 2023

Pulih

Buku antologi naskah ini bertumpu pada gagasan “Pulih” yang menjadi tema Festival Kala Monolog (FKM) 2022. FKM mengundang sejumlah penulis dari berbagai wilayah di Indonesia untuk menafsir sekaligus memberi makna berbeda pada gagasan “Pulih”. Naskah-naskah dalam buku ini mencuatkan introspeksi atas sistem sosial,
Oktober 02, 2023

Forbearance/Utang Emosi

Keempat lakon dalam buku ini bukan hanya hadir sebagai ungkapan kegelisahan, melainkan—yang paling penting—juga sebagai sebuah manifesto penulis mengenai posisi dan perannya dalam peta sosial dan teater Indonesia kini. Keduanya dilakukan oleh penulis dengan berangkat dari biografinya sendiri, terutama sebagai perempuan dan keturunan Tionghoa.
Maret 23, 2023

Kosmos Y-Z

Buku ini merupakan antologi delapan lakon hasil kurasi/penyuntingan LeLakon 2022 terhadap 64 naskah lakon karya 44 penulis (10 penulis di antaranya terbagi dalam 2 kolektif) yang berdomisili di 25 kota yang tersebar di 13 provinsi di Indonesia. LeLakon adalah platform kurasi dan penyuntingan
Juli 27, 2022

Ayahku Stroke tapi Nggak Mati

Buku ini terdiri dari empat naskah teater untuk remaja: Kudeta; Ah, Kamu ...!; Jalur 17; dan Ayahku Stroke tapi Nggak Mati. Beberapa naskah disajikan dengan menyertakan proses dan langkah demi langkah penulisannya, seperti premis, sinopsis, treatment, struktur naskah, dll., sehingga buku ini bukan hanya menyajikan naskah teater,
Maret 08, 2022

Teater/Intimasi

Pada 8 Maret 2022, Kalanari Theatre Movement menapak satu dekade usianya. Apa yang bisa dicatat dari satu dekade gerak Kalanari yang mendaku diri sebagai lembaga pergerakan budaya melalui kerja-kerja teater ini? Buku ini berusaha merengkuh dan memetakan berbagai jejak-tertulis yang berserak dan beberapa
Januari 21, 2022

Lugu Kayu Bakar

Budi Ros adalah seorang storyteller sejati, baik melalui seni peran maupun lewat tulisan. Akting-aktingnya di atas panggung Teater Koma dan Wayang Tavip membuktikan hal yang pertama, sedang 27 lakon monolog dalam buku ini membuktikan yang kedua. Sebagai penulis lakon sekaligus storyteller, ia sangat percaya dengan kekuatan
Desember 01, 2021

Protozoa dari Mulut Egri

Ada 11 lakon teater pendek dalam buku ini, yang jika dipentaskan, kiranya berdurasi 30-40 menit. Lakon-lakon ini ditulis oleh 11 penulis muda yang tergabung dalam LaboLakon 2021, sebuah laboratorium bersama untuk penulisan lakon teater yang diinisiasi dan difasilitasi oleh Kalabuku. Melalui forum kajian
Juni 21, 2021

Janger Merah

Lakon ini adalah kelindan dari berbagai perkara yang berkait erat dengan biografi penulisnya: sebuah dusun di pegunungan Bali bagian barat, kuburan massal korban peristiwa 1965 yang dibongkar pada 25 Oktober 2015, mantan penari janger sekaligus bintang panggung kampanye-kampanye PKI, pemilihan kepala daerah 2015,
Desember 01, 2020

Dramaturgi Rasa

Buku ini merupakan antologi 10 lakon hasil kurasi LeLakon 2020 terhadap 178 lakon karya 109 penulis dari 19 provinsi. Menariknya, kesepuluh lakon dalam buku ini tersimpul dalam sebuah kata kunci: rasa—baik dalam arti flavor, taste, feel, maupun sense. Dalam masing-masing lakon, rasa menemukan konteks maknanya secara spesifik
Agustus 20, 2020

States of Crisis

Six plays by six playwrights from six countries in Asia: Taxi Radio by Nophand Boonyai (Thailand), The Happiness of Nelson (and of Others Too) by Guelan Varela-Luarca (Philipines), Plunge by Jean Tay (Singapore), Red Janger by Ibed Surgana Yuga (Indonesia), Necrotopia by Ridhwan Saidi (Malaysia), Girl X by Suguru Yamamoto (Japan). Asian Playwrights Meeting
Juni 03, 2020

The Art of Dramatic Writing

Karya klasik Lajos Egri ini menawarkan prinsip-prinsip seni menulis lakon teater melalui pemecahan rahasia konstruksi lakon. Membedah lakon luar-dalam, Egri memulai tepat pada jantung lakon: watak! Bagi Egri, penulisan lakon yang baik selalu bergantung pada pemahaman yang mendalam terhadap motif-motif perilaku manusia. Prinsip-prinsip
Maret 01, 2020

Pertumbuhan di Atas Meja Makan

Sebuah lakon yang memaparkan represi kuasa terhadap kebebasan bersuara masyarakat dari masa ke masa; dipentaskan oleh Teater SAE pada 1991, dan menjadi salah satu karya Teater SAE yang banyak dibicarakan para kritikus teater di dalam dan luar Indonesia. Penulisnya menyebut lakon ini seperti
Oktober 02, 2019

Anarkis Itu Mati Kebetulan

Pada 15 Desember 1969, Giuseppe Pinelli, seorang anarkis dan pegawai jawatan kereta api, mati “terjatuh” dari jendela lantai empat markas kepolisian di Milan. Kepolisian mengatakan Pinelli sengaja bunuh diri saat diinterogasi atas dugaan pengeboman di stasiun kereta api. Namun kemudian muncul bukti-bukti yang
April 14, 2019

Teater Kedua

Buku ini sebuah tapal batas antara teater dengan yang “sebelum-teater” dan yang “sesudah-teater”. Ia seperti waktu yang diterima lebih sebagai pembacaan daripada sebagai hitungan. Setelah sebuah pertunjukan teater usai, apakah yang “sebelum-teater” itu bukan teater dan yang “sesudah-teater” itu juga bukan teater? Dalam